Remaja dan Isu Tentang HIV/ AIDS
Selasa, 16 Desember 2014
0
komentar
Oleh: Deby Adi Irwanto
Masa remaja merupakan masa perubahan menjadi dewasa. Pada
masa ini setiap insan manusia masuk dalam masa “Golden Age”. Perubahan setiap remaja mampu mempengaruhi kehidupan
pribadinya dan juga lingkungan sekitar. Setiap perubahan yang terjadi merupakan
simbol bagaimana karakter mereka terbentuk dan nantinya pada masa-masa ini akan
lahir generasi penerus bangsa yang beberapa tahun lagi akan melahirkan sejuta
karya yang luar biasa.
Perubahan pada usia-usia remaja sangat diharapakan dapat
melahirkan karya yang luar biasa dan bermanfaat untuk manusia. Remaja
diharapakan menjadi “agent of change” dalam problematika yang menjadi topik
khusus di lingkungan sekitar maupun di tempat lain yang cakupannya luas. Pada
era modern dengan kemudahan dalam memperoleh informasi maupun isu terkini harus
mampu dipelajari dengan bijak oleh remaja sehingga dia mampu turut serta atau
ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang sifatnya untuk kepentingan orang
banyak, bangsa dan negara.
Pada era modern ini problematika yang sedang menggeluti
bangsa Indonesia salah satunya adalah kasus HIV dan AIDS. Data statistik
Indonesia melaporkan bahwa Jumlah HIV & AIDS yang
dilaporkan 1 Januari s.d. 30 September 2014 adalah 22.869 kasus HIV dan 1.876
kasus AIDS. Kasus ini meliputi laki-laki maupun perempuan yang masih berada
dalam usia produktif. Secara umum kasus-kasus semacam ini memiliki resiko
bertambah setiap tahunnya apabila dari faktor resiko yang berkaitan dengan
HIV/AIDS tidak ada pengurangan.
Peran
serta dari semua elemen baik itu pemerintah maupun swasta sangat diperlukan
sebagai upaya preventif untuk menanggulangi kasus-kasus HIV dan AIDS di
Indonesia. Selain pemerintah membuat kebijakan dan program terkait untuk HIV
dan AIDS, maka masyarakat pun perlu dilatih bagaimana ikut mensukseskan
program-program tersebut sesuai bidang keahlian masing-masing. Hal ini pula
yang perlu ditekankan pada kelompok usia remaja. Selain sebagai agen perubahan
untuk bangsa, para remaja juga memiliki resiko akan terkena masalah tersebut
jika pengetahuan dan sikap mereka tidak terdidik dengan benar. Remaja yang
mungkin masuk dalam masalah tersebut karena awal yang coba-coba sehingga
semakin lama dia berada pada faktor resiko maka peluang untuk terjadinya HIV dan
AIDS juga sangat besar.
Pada
dasarnya, remaja mempunyai peran strategis dalam mencegah HIV/AIDS, karena pada
diri pemuda mempunyai peran ganda dalam soal HIV/AIDS. Satu sisi pemuda
adalah pelaku (subjek) dalam peran mencegah HIV/AIDS, sebagaimana yang telah disebutkan
bahwa remaja adalah agen perubahan yang diibaratkan seperti ruh dalam setiap
tubuh komunitas atau kelompok, baik itu dalam ruang lingkup kecil ataupun luas
seperti negara. Pada sisi lain, remaja adalah sasaran (objek) dari penginap
HIV/AIDS, karena kebanyakan penginap virus HIV/AIDS adalah remaja. Untuk itu,
pengkajian yang mendalam akan faktor yang melatarbelakangi terjadinya dekadensi
moral pada generasi muda adalah langkah bijak yang semestinya dilakukan. Dengan
demikian, diharapkan bisa menumbuhkan semangat dalam diri remaja itu sendiri
guna melakukan perubahan dan memainkan secara maksimal peran strategis yang
dimiliki pemuda dalam kerangka mencegah HIV/AIDS.
Peran
serta remaja dalam upaya penanganan HIV dan AIDS seperti yang disebutkan diatas
memang memiliki pengaruh utama. Para remaja yang turut serta dalam kampanye
masalah HIV dan AIDS akan lebih memudahkan untuk penanganan masalah yang
menyangkut kelompok usia remaja, karena dengan itu akan lebih memudahkan dalam
dukungan peer group. Beberapa langkah
yang dapat diambil oleh remaja dalam upaya dukungan terhadap pencegahan HIV dan
AIDS bisa dilakukan dengan berbagai cara yang meliputi penguatan internal diri
dan juga penguatan eksternal diri.
Penguatan
Internal diri pada remaja yang dimaksud adalah penguatan tujuan dan fokus utama
dalam menjalani masalah tumbuh kembang remaja yang memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi. Penguatan tersebut bisa dilakukan dengan jalan:
1.
Bergabung
dalam organisasi
Bergabung
dalam kegiatan organisasi ini akan melahirkan pengalaman baru bagi remaja dalam
menatap dunia kedepan. Dengan waktu luang yang tersalurkan untuk organisasi
maka akan mengurangi resiko bagi mereka untuk melakukan tindakan yang dapat
memunculkan masalah HIV/AIDS misalnya pergaulan bebas dan lain sebagainya.
2.
Penguatan
bidang rohani.
Sebagain
makhluk Tuhan yang lemah sepatutnya kita selalu giat dalam beribadah dan
mengabdi kepadaNYA. Dengan melakukan kegiatan agama atau ibadah secara rutin
maka dari dalam diri kita akan muncul rasa keimanan yang kuat dan keyakinan
yang tinggi. Keimanan yang kuat dan keyakinan akan keberadaan Tuhan Yang Maha
Esa akan menjadikan kita hamba yang takut jika melakukan perbuatan yang tak
terpuji sehingga dalam pergaulan sehari-hari kita akan mampu dengan mudah memilih
yang baik dan benar.
3.
Bergabung
dengan kelompok belajar
Pada
kehidupan remaja tidak lepas kaitannya dengan dunia pendidikan. Dengan
bergabung pada kelompok belajar maka rutinitas yang kita jalani tidak akan
monoton dan selalu dapat teman baru untuk mengatasi setiap problem yang
terjadi. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting mengingat beberapa
masalah pergaulan bebas atau bahkan penggunaan narkoba adalah karena faktor
pelarian akibat tak sanggup menyelesaikan problem hidup yang terjadi. Jika remaja
berada dalam posisi pergaulan bebas tersebut maka tidak mustahil jika suatu
saat dia juga akan menjadi kelompok rentan terkena HIV dan AIDS. Maka kehadiran
kelompok belajar menjadi kegiatan yang berguna untuk penguatan internal diri
dan sebagai tempat berbagi atau tempat curhat masalah pendidikan atau masalah
pribadi lainnya.
Beberapa
kegiatan di atas memang merupakan hal yang dasar untuk menguatkan jiwa dan semangat remaja
secara internal, karena tidak mungkin seseorang akan berpartisipasi dalam upaya
pencegahan HIV/AIDS jika secara pribadi masih belum tertata. Oleh karena itu
remaja perlu meningkatkan kualitas diri dalam memanajemen diri dari pergaulan
yang tidak baik dan tidak benar.
Setelah
tindakan tersebut atau penguatan internal diri maka dalam upaya remaja untuk
ikut serta program anti HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan penguatan eksternal
diri melalui:
- Ikut Program Kampanye HIV/AIDS
Remaja
perlu bergabung dalam organisasi yang bergerak dalam kampanye HIV dan AIDS
seperti di media sosial maupun badan khusus seperti menjadi duta Komisi
Penanggulangan AIDS.
Dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut maka wawasan tentang kebijakan baru
yang dibuat pemerintah akan mudah didapatkan dan juga upaya nyata atau aksi
dalam pencegahan HIV dan AIDS juga akan didapatkan sehingga menjadi upaya bagi
dirinya untuk berani menerapkan kegiatan preventif, protektif dan promotif
berkaitan denga HIV dan AIDS.
- Mencari pengetahuan tentang HIV dan AIDS.
Kemajuan
teknologi memudahkan kita untuk mencari informasi lebih banyak tentang HIV dan
AIDS. Para remaja yang hidup di era modern ini haruslah bijak dalam
memanfaatkan teknologi salah satunya untuk mencari pengetahuan yang positif.
Melalui situs-situs resmi pemerintah maupun media sosial lain seperti facebook
dan twitter juga perlu diarahkan ke dalam kegiatan positif seperti share dan
retweet di Twitter dan Facebook Aku
Bangga Aku Tahu. Terlihat sepele memang akan tetapi situs-situs tersebut
menyajikan informasi tentang HIV dan AIDS yang dapat kita baca dan kita bagikan
untuk teman dunia maya kita sebagai bentu upaya preventif menanggulangi
HIV/AIDS.
- Aktif dalam iklan layanan masyarakat.
Kegiatan
yang mungkin dapat dilakukan sebagai upaya dukungan remaja terhadap kampanye
HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan pembuatan video layanan masyarakat. Secara
sederhana remaja bisa menampilkan bagaimana menjadi remaja seharusnya,
bagaimana menghindari pergaulan bebas dan sebagainya. Dengan kegiatan kreatif
seperti ini akan dapat mudah menyampaikan isi dan pesan moral tentang HIV dan
AIDS kepada masyarakat umum.
- Terlibat dalam Peer Group (Dukungan Teman Sebaya)
Dalam
kegiatan ini remaja diharapkan menjadi jembatan untuk remaja lain yang mungkin
mengalami masalah berhubungan dengan HIV dan AIDS. Dengan dukungan teman sebaya
maka akan lebih memudahkan dalam penanganan kenakalan remaja atau masalah
lainnya yang menjadi faktor resiko masalah HIV dan AIDS pada kelompok remaja.
Persamaan usia akan semakin memudahkan dalam penjelasan informasi juga
pengkajian masalah.
Dengan
beberapa kegiatan dasar yang dilakukan untuk penguatan eksternal diri tersebut,
seorang remaja diharapkan benar-benar menjadi agen perubahan yang sesuai dan
diharapkan oleh bangsa. Peran serta remaja dalam kampanye HIV dan AIDS akan
memberi kemajuan baru dalam upaya preventif mengingat dalam diri remaja sendiri
ada semangat dan motivasi yang kuat dalam memecahkan masalah yang terjadi
disekitarnya. Dengan melibatkan remaja tersebut juga akan menjadi kegiatan
positif bagi mereka sehingga tidak akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang
jika dilakukan terus menerus maka tidak mustahil mereka pula yang akan menjadi
korban dari HIV dan AIDS.